Jumat, 19 Desember 2014

Parameter Mutu Minyak Sawit
  • FFA ( Free Fatty Acid)
FFA atau Free Fatty Acid adalah group dari asam organik yang terdapat dalam minyak sawit. FFA di dalam minyak sawit, sebagian besar palmitat, stearat dan oleat. Kandungan palmitat lebih banyak didalam minyak sawit sehingga Berat molekulnya digunakan dalam perhitungan.  FFA terbentuk akibat adanya air dan katalis melalui reaksi hidrolisa.

Minyak (Trigliserida) + Air ——> FFA + Gloserol

Ada 2 dasar hidrolisis  katalis didalam minyak sawit. Pertama hidrolisis enzimatik. Lemak aktif memecahkan enzim, sebagian besar lipoid yang ada didalam buah sawit. Aktifitasnya menghasilkan formasi FFA dipercepat bila mesocarp buah sawit pecah atau memar. Kedua hidrolisis katalis secara spontan. Reaksi ini dipengaruhi oleh kandungan FFA yang ada didalam buah sawit dan telah berkembang yang berhubungan dengan suhu dan waktu.   Free fatty scid (asam lemak bebas) dalam minyak produksi adalah untuk menilai kadar asam lemak bebas dalam minyak dengan melarutkan lemak tersebut dalam pelarut organik yang sesuai dan menetralisasi larutan tersebut dengan alkali dengan menggunakan indikator phenolpthalein.   Nilai FFA dalam CPO tidak lebih dari 3%. Faktor-faktor yang mempengaruhi FFA adalah :
  1. Tingkat kematangan buah sawit
  2. Memperpanjang penanganan buah dari waktu panen hingga waktu proses
  3. Keterlambatan atau penundaan antara panen dan proses
  • Moisture content
Penentuan kadar air pada minyak produksi adalah untuk menilai kandungan zat menguap dalam minyak, yaitu jumlah zat/bahan yang menguap pada suhu 103 deg C, termasuk di dalamnya air serta dinyatakan sebagai berkurangnya berat apabila sampel dipanaskan pada suhu 103 deg C. NIlai moisture content pada CPO tidak lebih dari 0,3%.
  • Impurities content
Kadar kotoran pada minyak produksi adalah untuk menilai kadar kotoran dalam minyak yang berupa zat yang tidak larut dalam pelarut organik yang telah ditentukan, kemudian disaring dengan media penyaring dan dicuci dengan pelarut tersebut, dikeringkan lalu ditimbang. Niali dirt content pada CPO tidak lebih dari 0,03%.
  • Peroxide value
Peroksida ialah hasil oksidasi pertama yang nontransient dan terbentuk  karena bertambahnya radikal aktif molekul oksigen pada gugus metilen aktif pada rantai asam lemak yang terdapat dalam minyak. Peroxide value adalah untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak. Proses pembentukan peroksida dapat dipercepat oleh adanya cahaya, suasana asam, kelembaban udara dan katalis (logam Fe,Co, Mn, Ni dan Cr). Peroksida juga dapat mempercepat proses tmbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki dalam bahan pangan. Peroxide value pada minyak produksi untuk menilai bilangan Peroxide dalam minyak dengan cara titrasi ion yodida bebas dengan sodium thiosulfat.Nilai peroxide value pada CPO tidak  lebih dari 1 meq/kgl.
  • DOBI
Dobi adalah indeks daya pemucatan merupakan rasio kandungan karoten dan produk oksidasi sekunder pada CPO. Nilai Dobi yang rendah mengindikasikan meningkatnya kandungan produk oksidasi sekunder (produk oksidasi dari karotenoid yang dapat terjadi dari efek rantai asam lemak teroksidasi). Nilai Dobi diukur dengan alat spektrofotometer UV-Visible, kandungan karotene diukur pada absorbens 446 nm sedangkan produk oksidasi sekunder pada absorbens 269 nm. Nilai Dobi yang baik harus lebih dari 2,5.
  • ß Carotene
Senyawa karotene adalah suatu senyawa yang larut didalam lemak, berwarna kuning sampai merah di dalam CPO, sangat dipengaruhi oleh kematangan buah. β-Carotene pada proses refinery sengaja dihilangkan untuk memperolah minyak goreng yang jernih juga menghindari terjadinya degradasi β-carotene oleh panas, padahal β-carotene merupakan pro-vitamin A dan juga sebagai antioksidan alami. Spesifikasi > 500 ppm.
  • Iodine Value

Iodine Value adalah suatu besaran untuk mengukur derajat ketidak jenuhan dalam asam lemak. Ini dinyatakan dengan jumlah gram iodine yang diserap oleh 100 g lemak. Bilangan iodine tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam minyak. Lemak yang akan diperiksa dilarutkan dalam iso oktan kemudian ditambahkan larutan Iodine berlebih, sisa iodine yang tidak bereaksi dititrasi dengan Na. thiosulfat. Spesifikasi > 50.
CARA  KERJA  PENGUJIAN  DOBI & CAROTENE 
WITH PALM OIL TESTER


Metoda yang dipakai  : AOCS / MPOB methods.

Analisa DOBI dan CAROTENE  on Palm Oil Tester. ( 6 menit)

Persiapan  :
a.     Reagent Test Kit Dobi and Carotene R1 ( Cat. 300195) lengkap dengan Cuvettes dan tutup, Pipet  dengan fix volume ( diberi saat pesan mesin Palm Oil Tester), dan pipet tips.

b.     Suhu Penyimpanan Reagent   : 15 – 25’C, dgn masa berlaku reagent selama satu tahun dari waktu  pemesanan.

c.         Sample  :

Curve              
Parameter
Measuring Range
Unit of Measurement
Sample Volume
Dobi&Carotine
DOBI
0,1 – 20
-----
10 ul of melted oil
Dobi& Carotine
Carotene Content
0,1 - 862.26
Ppm of beta Carotene
10 ul of melted oil
                Solid sample harus di heated dan dissolved sebelum analisa.

Preparasi Reagent :
-       Pipet 1 ml reagent pada cuvette dan tutup
-       Periksa level reagent pada cuvette.

d.     Test Procedure :
1.  Tekan tombol 3
2.  Pilih DOBI & Carotine, tekan Enter (display  : INCUBAT, 5 menit).
3.  Tempatkan cuvette berisi reagent pada cell inkubasi, tekan ENTER
4.  Pada akhir inkubasi, tekan ENTER (display : INSERT BLANK).
5.  Ambil cuvette blank, mix dan masukkan pada reading cell 3 (green Led)
6.  Tekan ENTER (display : INSERT SAMPLE).
7. Ambil Cuvette dam tambahkan 10 ul sample, kocok dam masukkan pada Reading Cell, tekan ENTER
8. Ulangi prosedur 5 untuk sample lainnya, untuk mengakhiri tekan tombol PANAH ATAS, hasil pembacaan akan ditampilkan secara otomatis.


Prepare  By : Albert Fernando